MAKALAH
ANALISIS PEMROSESAN INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENYUSUN
KELOMPOK V
KELOMPOK V
1.
AHMAD NADI
2.
ABD. WAHID SIRAJUDDIN
3.
WAHYUDDIN
4.
NURAINI
5.
NURMIN
6.
MULTI SYAM
|
|
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
|
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " TEORI PEMROSESAN IMFORMASI DALAM BELAJAR MATEMATIKA", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikanSemoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " TEORI PEMROSESAN IMFORMASI DALAM BELAJAR MATEMATIKA", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikanSemoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
C.
Tujuan Pembuatan Makalah...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................ 3
A.
Konsep
Pemrosesan Informasi................................................................................... 3
B.
Belajar
Matematika..................................................................................................... 5
C.
Pembelajaran Matematika dengan Teori
Pengolahan Informasi........................... 5
D.
Hasil Belajar dari Pemrosesan
Informasi.................................................................. 6
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................... 8
A.
Kesimpulan................................................................................................................... 8
B.
Saran............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Teori
pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi, untuk
diolah sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi
terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal
individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.Tahapan proses pembelajaran meliputi delapan
fase:1) Motifasi, 2) Pemahaman, 3) Pemerolehan, 4) Penyimpanan, 5) Ingatan
kembali, 6) Generalisasi, 7) Perlakuan, 8) Umpan Teori Pemrosesan Informasi
Informasi
adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi.
Dalam beberapa hal pengetahuan tentang situasi yang telah dikumpulkan atau
diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen dan didapatkan dari
berita, juga disebut informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta
dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah
data yang disimpan, diproses atau ditransmisikan. Makalah ini memokuskan pada
definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelejaran,
pengalaman, dan instruksi.
Model
pemrosesan informasi beranggapan bahwa anak-anak mempunyai kemampuan yang lebih
terbatas dan berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak tidak dapat menyerap banyak
informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa yang diserap, tidak banyak
mempunyai strategi untuk mengatasi masalah, tidak mempunyai banyak pengetahuan
mengenai dunia yang diperlukan untuk memahami masalah, dan kurang mampu
memonitor kerja proses kognitifnya.
Perkembangan
anak yang optimal merupakan tujuan para psikolog perkembangan, maka sangat
relevan jika individu-individu yang berkecimpung dibidang ini melakukan
penelitian yang tujuanya bermuara pada meningkatkan kemampuan pemrosesan
informasi.
Salah satu
teori kognitif yang menjelaskan proses belajar pada diri seseorang yang
berkenaan dengan tahap-tahap proses pengolahan informasi adalah teori
pemrosesan informasi. Menurut teori ini proses belajar tidak berbeda halya
dengan proses menerima, menyimpan dan mengungkapken kembali dengan
informasi-informasi yang telah diterima sebelumnya. Gejala-gejala tentang
belajar dapat dijelaskan jika proses belajar itu dianggap sebagai proses
transformasi masukan menjadi keluaran. Jadi, proses belajar tersebut mirip
dengan apa yang terjadi pada sebuah komputer.
Berbagai
pemahaman tentang belajar telah benyak dikemukakan oleh para ahli dari berbagai
aliran. Paparan ini mencoba menyajikan pemahaman tentang belajar dari sudut
pandang teori pemrosesan informasi. Proses belajar menurut teori ini meliputi
kegiatan menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang
telah diterima. Belajar tidaklah hanya apa yang anda lihat, yang penting
bagaimana proses kognitif itu terjadi dalam diri pembelajar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana konsep dari teori
pemrosesan informasi?
2. Apa itu belajar matematika?
3. Bagaimana penerapan teori pemrosesan
informasi dalam belajar matematika?
4. Apa saja yang didapat jika
menerapkan teor pemrosesan informasi dalam belajar?
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah
Makalah
ini dibuat dengan tujuan mengetahui tentang konsep dasar dari teori pemrosesan
informasi dan penerapan teori pemrosesan informasi dalam belajar matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Pemrosesan Informasi
Teori belajar yang oleh Gagne (1988)
disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’. Teori ini
merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat
memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing
Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa
dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Dalam suatu kegiatan belajar,
seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam
memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3
(tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-termMemory, dan Long-term
Memory.
1.
Sensory
Memory (SM)
Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia
melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada
informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena
keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua
informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu
ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory.
Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini
sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3
sekon untuk informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini
sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi
di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru
diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian
yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau
ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).
2.
Short-term
Memory (STM) atau “Working Memory”
Short-term
memory atau working
memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada
suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi
tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon.
Durasi penyimpanan di dalam short-term memory ini akan
bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan
informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur
menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi
dalam short-term memory ini terus digunakan, maka
lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan
informasi berikutnya, yaitu long-term memory.
3.
Long-term Memory (LTM)
Long-term
memory merupakan
memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi
meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang
tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam
bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema.
Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan
bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi
akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil
kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari
pengetahuan yang tersimpan dalam bentukschema di dalam long-term
memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen
informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat
diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket
atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas
penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak
terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan
disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah
kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang
tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang
sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa
saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval)
karena beberapa alasan.
B. Belajar
Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu
pengetahuan yang mempunyai objek abstrak, penuh dengan simbol-simbol atau
lambang-lambang yang universal dan bahasa yang ketat dan padat arti. Selain itu
matematika adalah ilmu deduktif, aksomatik, formal, hierarkis, sehingga para
ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. (Karso.
1998:1.4). Selanjutnya (Hudojo. 1988:3) mengatakan bahwa matematika berkenaan
dengan ide- ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan
penalarannya deduktif. Objek matematika
adalah abstrak, sehingga untuk dapat
diterima dengan baik dalam mempelajarinya, pada tahap awal diperlukan suatu
kegiatan manipulasi benda- benda konkret yang mendekati objek matematika
itu. Kegiatan belajar ini secara
berkesinambungan dilaksanakan untuk menuju konsep yang sebenarnya dari
matematika yaitu suatu ide-ide yang abstrak, hal ini disesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa.
Matematika yang berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi
simbol-simbol itu tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif, jelas
belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi (Hudojo, 1988 :3).
Dari uraian di atas jelas bahwa untuk mempelajari matematika yang berkenaan dengan simbol-simbol yang
bersifat abstrak, diperlukan suatu strategi khusus berdasarkan teori pengolahan
informasi.
C. Pembelajaran
Matematika dengan Teori Pengolahan Informasi
Pembelajaran matematika berikut
berdasarkan teori pengolahan informasi
yang dikemukakan oleh Gagne yaitu dalam belajar diperlukan delapan fase dalam
satu tindakan belajar. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi
dalam pikiran siswa.
Fase-fase belajar menurut Gagne
adalah motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi,
penampilan dan umpan balik.
·
Fase
motivasi, siswa diberi motivasi untuk memanggil informasi yang telah dipelajari
sebelumnya atau dengan cara mengenalkan konsep-konsep dasar, mengaitkan konsep-
konsep lain dengan konsep yang akan dipelajari atau menunjukkan kegunaan dari
materi yang sedang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
·
Fase
pengenalan, siswa diperkenalkan bagian-bagian yang esensial dari materi yang
sedang dipelajari, misalnya topik-topik penting atau gagasan penting yang ada
dalam teks, dengan memberikan garis bawah pada setiap kata yang penting atau
memberikan garis- garis besar untuk setiap bab.
·
Fase
perolehan, siswa siap memperhatikan informasi yang penting dan siap menerima
pelajaran. Dalam kegiatan ini siswa diberi kebebasan untuk memanipulasi
objek-objek yang digunakan untuk membantu menghubungkan informasi baru dengan
informasi sebelumnya. Pada fase ini siswa mulai menyimpan informasi ke dalam
masa ingatan pendek.
·
Fase
retensi, pada fase ini siswa mulai memindahkan informasi ke masa ingatan lama.
Hal ini terjadi melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi atau lainnya.
·
Fase
pemanggilan, siswa belajar mencari hubungan dengan apa yang telah dipelajari
untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Apabila dalam
memasukkan dalan masa jangka lama di kode dengan baik, maka akan mudah dipanggil
kembali, disini guru dapat membantu apabila siswa mengalami hambatan.
·
Fase
generalisasi, siswa diajak menggunakan pengetahuan yang baru diterima untuk
digunakan pada pemecahan masalah yang lain tetapi konsepnya masih sama, tetapi
dalam situasi yang lain.
·
Fase
penampilan, siswa menampilkan kemampuannya dari apa yang telah dipelajari melalui tindakan yang tampak.
·
Fase
umpan balik, siswa menerima umpan balik dari guru dari apa yang telah
dipelajari, baik mereka yang telah mengerti atau belum mengerti.
D. Hasil
Belajar dari Pemrosesan Informasi
Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran
dari pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang terdiri
atas:
1.
Informasi Verbal
Informasi
verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang dinyatakan dalam
bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis atau lisan.
Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau label terhadap suatu benda
atau fakta, pemberian definisi atau pengertian, atau perumusan mengenai
berbagai hal dalam bentuk verbal.
2.
Kecakapan Intelektual
Kecakapan
intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungan yang menggunakan simbol-simbol. Misalnya simbol-simbol dalam bentuk
matematik, seperti penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan
sebagainya. Kecakapan intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan
(diskriminasi). Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan
masalah.
3.
Strategi Kognitif
Strategi
kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan mengelola
keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas
yang efektif. Kalau kecakapan intelektual lebih banyak terarah kepada proses
pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini memberikan kemudahan bagi para pelajar
untuk memilih informasi verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk
diterapkan selama proses pembelajaran dan berfikir.
4.
Sikap
Sikap
ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih berbagai
tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap dapat diartikan sebagai
keadaan didalam diri individu yang akan member arah kecenderungan bertindak
dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran,
peradaan yang menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
5.
Kecakapan Motorik
Kecakapan
motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori ini
merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat
memroses suatu informasi. Ketika pemrosesan informasi berlangsung didalamnya
terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal
individu. Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan
kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi
dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory
Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory. Kemudian
nantinya terdapat keluaran dari proses informasi tersebut yang berupa hasil
belajar.
B. Saran
Demikinlah
makalah yang dapat kami buat dan sepenuhnya kami sadar kalau dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon maaf dan apabila
ada kritik dan saran bisa di sampaikan langsung kepada kami dan kami akan
memperbaiki makalah ini dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hudojo,
Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dikti PPLPTK.
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:
Depdikbud Dikti PPLPTK.
Yang mau download dalam format .docx, silakan klik DI SINI
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang berkualitas