Senin, 24 November 2014 | By: Unknown

Makalah Analisis Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran Matematika

MAKALAH
ANALISIS PEMROSESAN INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA



PENYUSUN
KELOMPOK V
1.      AHMAD NADI
2.      ABD. WAHID SIRAJUDDIN
3.      WAHYUDDIN
4.      NURAINI
5.      NURMIN
6.      MULTI SYAM







JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "
TEORI PEMROSESAN IMFORMASI DALAM BELAJAR MATEMATIKA", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikanSemoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.


DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A.   Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
B.   Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
C.   Tujuan Pembuatan Makalah...................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................ 3
A.    Konsep Pemrosesan Informasi................................................................................... 3
B.     Belajar Matematika..................................................................................................... 5
C.    Pembelajaran Matematika dengan Teori Pengolahan Informasi........................... 5
D.    Hasil Belajar dari Pemrosesan Informasi.................................................................. 6

BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................... 8
A.   Kesimpulan................................................................................................................... 8
B.   Saran............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase:1) Motifasi, 2) Pemahaman, 3) Pemerolehan, 4) Penyimpanan, 5) Ingatan kembali, 6) Generalisasi, 7) Perlakuan, 8) Umpan Teori Pemrosesan Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi. Dalam beberapa hal pengetahuan tentang situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen dan didapatkan dari berita, juga disebut informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau ditransmisikan. Makalah ini memokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelejaran, pengalaman, dan instruksi.
Model pemrosesan informasi beranggapan bahwa anak-anak mempunyai kemampuan yang lebih terbatas dan berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak tidak dapat menyerap banyak informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa yang diserap, tidak banyak mempunyai strategi untuk mengatasi masalah, tidak mempunyai banyak pengetahuan mengenai dunia yang diperlukan untuk memahami masalah, dan kurang mampu memonitor kerja proses kognitifnya.
Perkembangan anak yang optimal merupakan tujuan para psikolog perkembangan, maka sangat relevan jika individu-individu yang berkecimpung dibidang ini melakukan penelitian yang tujuanya bermuara pada meningkatkan kemampuan pemrosesan informasi. 
Salah satu teori kognitif yang menjelaskan proses belajar pada diri seseorang yang berkenaan dengan tahap-tahap proses pengolahan informasi adalah teori pemrosesan informasi. Menurut teori ini proses belajar tidak berbeda halya dengan proses menerima, menyimpan dan mengungkapken kembali dengan informasi-informasi yang telah diterima sebelumnya. Gejala-gejala tentang belajar dapat dijelaskan jika proses belajar itu dianggap sebagai proses transformasi masukan menjadi keluaran. Jadi, proses belajar tersebut mirip dengan apa yang terjadi pada sebuah komputer.
Berbagai pemahaman tentang belajar telah benyak dikemukakan oleh para ahli dari berbagai aliran. Paparan ini mencoba menyajikan pemahaman tentang belajar dari sudut pandang teori pemrosesan informasi. Proses belajar menurut teori ini meliputi kegiatan menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah diterima. Belajar tidaklah hanya apa yang anda lihat, yang penting bagaimana proses kognitif itu terjadi dalam diri pembelajar.
B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaimana konsep dari teori pemrosesan informasi?
2.      Apa itu belajar matematika?
3.       Bagaimana penerapan teori pemrosesan informasi dalam belajar matematika?
4.      Apa saja yang didapat jika menerapkan teor pemrosesan informasi dalam belajar?
C.     Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengetahui tentang konsep dasar dari teori pemrosesan informasi dan penerapan teori pemrosesan informasi dalam belajar matematika.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Pemrosesan Informasi
Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’.  Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-termMemory, dan Long-term Memory.
1.      Sensory Memory (SM)
Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).
2.      Short-term Memory (STM) atau “Working Memory”
Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.
3.      Long-term Memory (LTM)
Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema.  Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentukschema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.
B.     Belajar Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempunyai objek abstrak, penuh dengan simbol-simbol atau lambang-lambang yang universal dan bahasa yang ketat dan padat arti. Selain itu matematika adalah ilmu deduktif, aksomatik, formal, hierarkis, sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. (Karso. 1998:1.4). Selanjutnya (Hudojo. 1988:3) mengatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide- ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif.  Objek matematika adalah  abstrak, sehingga untuk dapat diterima dengan baik dalam mempelajarinya, pada tahap awal diperlukan suatu kegiatan manipulasi benda- benda konkret yang mendekati objek matematika itu.  Kegiatan belajar ini secara berkesinambungan dilaksanakan untuk menuju konsep yang sebenarnya dari matematika yaitu suatu ide-ide yang abstrak, hal ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual siswa.     Matematika yang berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif, jelas belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi (Hudojo, 1988 :3). Dari uraian di atas jelas bahwa untuk mempelajari matematika  yang berkenaan dengan simbol-simbol yang bersifat abstrak, diperlukan suatu strategi khusus berdasarkan teori pengolahan informasi.
C.    Pembelajaran Matematika dengan Teori Pengolahan Informasi
Pembelajaran matematika berikut berdasarkan teori  pengolahan informasi yang dikemukakan oleh Gagne yaitu dalam belajar diperlukan delapan fase dalam satu tindakan belajar. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa.
Fase-fase belajar menurut Gagne adalah motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi, penampilan dan umpan balik.
·         Fase motivasi, siswa diberi motivasi untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya atau dengan cara mengenalkan konsep-konsep dasar, mengaitkan konsep- konsep lain dengan konsep yang akan dipelajari atau menunjukkan kegunaan dari materi yang sedang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
·         Fase pengenalan, siswa diperkenalkan bagian-bagian yang esensial dari materi yang sedang dipelajari, misalnya topik-topik penting atau gagasan penting yang ada dalam teks, dengan memberikan garis bawah pada setiap kata yang penting atau memberikan garis- garis besar untuk setiap bab.
·         Fase perolehan, siswa siap memperhatikan informasi yang penting dan siap menerima pelajaran. Dalam kegiatan ini siswa diberi kebebasan untuk memanipulasi objek-objek yang digunakan untuk membantu menghubungkan informasi baru dengan informasi sebelumnya. Pada fase ini siswa mulai menyimpan informasi ke dalam masa ingatan pendek.
·         Fase retensi, pada fase ini siswa mulai memindahkan informasi ke masa ingatan lama. Hal ini terjadi melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi atau lainnya.
·         Fase pemanggilan, siswa belajar mencari hubungan dengan apa yang telah dipelajari untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Apabila dalam memasukkan dalan masa jangka lama di kode dengan baik, maka akan mudah dipanggil kembali, disini guru dapat membantu apabila siswa mengalami hambatan.
·         Fase generalisasi, siswa diajak menggunakan pengetahuan yang baru diterima untuk digunakan pada pemecahan masalah yang lain tetapi konsepnya masih sama, tetapi dalam situasi yang lain.
·         Fase penampilan, siswa menampilkan kemampuannya dari apa yang telah dipelajari  melalui tindakan yang tampak.
·         Fase umpan balik, siswa menerima umpan balik dari guru dari apa yang telah dipelajari, baik mereka yang telah mengerti atau belum mengerti.
D.    Hasil Belajar dari Pemrosesan Informasi
Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang terdiri atas:
1.      Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian, atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2.      Kecakapan Intelektual
Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol. Misalnya simbol-simbol dalam bentuk matematik, seperti penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan sebagainya. Kecakapan intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan (diskriminasi). Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3.      Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan mengelola keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan intelektual lebih banyak terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk memilih informasi verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk diterapkan selama proses pembelajaran dan berfikir.
4.      Sikap
Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
5.      Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi. Ketika pemrosesan informasi berlangsung didalamnya terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory. Kemudian nantinya terdapat keluaran dari proses informasi tersebut yang berupa hasil belajar.
B.     Saran
Demikinlah makalah yang dapat kami buat dan sepenuhnya kami sadar kalau dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon maaf dan apabila ada kritik dan saran bisa di sampaikan langsung kepada kami dan kami akan memperbaiki makalah ini dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dikti  PPLPTK.
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Dikti  PPLPTK.


Yang mau download dalam format .docx, silakan klik DI SINI



0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang berkualitas